Pencarian

Kamis, 21 April 2016

ISIS dan Timur Tengah : Menuju Zaman Akhir

As-Sa’ah 

Seluruh agama di dunia memiliki ajaran tentang suatu jaman yang dijanjikan, zaman dimana dunia akan penuh dengan keadilan dan kemakmuran. Umat islam mengenal zaman keadilan itu sebagai zaman khalifatullah al-mahdi, sementara umat judeo-cristian mengenal sebagai kerajaan tuhan yang akan dipimpin oleh messiah. Umat hindu menantikan avatara kalki dan agama-agama lain pun terdapat ajaran tentang jaman yang dijanjikan. Ajaran itu bersifat universal bahkan hingga ajaran jawa pun mengenal jaman itu sebagai jaman ratu adil herucakra.

As-sa’ah adalah istilah yang dipakai islam untuk menyebut datangnya jaman yang dijanjikan itu. Kebanyakan umat islam mengalami  sedikit kerancuan dalam pemahaman tentang as-sa’ah dengan mengatakan bahwa as-sa’ah adalah hari lenyapnya seluruh alam ciptaan. Sebenarnya tidak demikian, yang dimaksudkan dengan as-sa’ah adalah tibanya zaman yang dijanjikan.  Hari itu disebut As-sa’ah sebagaimana  hadits berikut :

Dari aisyah r.a berkata : Rasulullah SAW bersabda : Malam dan siang tidak akan sirna sehingga Al-Lata dan Al-Uzza telah disembah. Lalu Aisyah bertanya : 'Wahai Rasul, sungguh aku mengira bahwa tatkala Allah menurunkan firman-Nya : "Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan (membawa) petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai, hal ini itu telah sempurna (realisasinya)". Beliau menjawab : "Hal itu akan terwujud  saat yang ditentukan oleh Allah". (HR Muslim).

Waktu yang dijanjikan itu dalam agama judeo-christian disebut kerajaan tuhan. Hal itu selaras dengan sebutan dalam ayat 4 surat alfatihah dalam alquran yang berbunyi :

Raja pada hari agama (QS al-fatihah : 4)

Yaumu addiin (hari agama) adalah hari ketika agama yang telah sempurna akan ditegakkan. Agama telah diturunkan dengan sempurna menjelang akhir hayat Rasulullah SAW, kurang lebih 3 bulan sebelum beliau SAW meninggal. Kesempurnaan agama ditandai dengan turunnya wahyu alquran yang terakhir dalam haji wada :
Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu, dan Aku sempurnakan nikmat-Ku bagimu dan Aku ridlo islam sebagai agama ( QS al-maidah 3).

Sedangkan hari ditegakkannya agama kita lihat dalam alquran surat Shaad ayat 78 :
- Dan sungguh tetap atasmu (iblis)  laknat-Ku hingga hari agama
- (iblis) berkata : ya rabbi, tangguhkanlah aku sampai pada hari mereka dibangkitkan
- (Allah) berfirman : maka sesungguhnya kamu termasuk golongan yang diberi penangguhan
- Sampai pada hari yang telah ditentukan. (QS 38:78 – 81)

Fragmen dialog rabbul-‘alamiin dengan iblis tersebut terjadi ketika iblis akan terusir dari surga karena tidak mau mentaati perintah rabbnya untuk bersujud kepada adam. Iblis adalah makhluk yang ditugaskan sebagai pengawas bumi, dan Allah SWT berkehendak menggantikan iblis dengan khalifatullah dari kalangan manusia pada hari agama, karenanya laknat bagi iblis adalah hingga hari agama. Namun iblis meminta kepada Rabb untuk ditangguhkan, melampaui hari kiamat, yaitu hari kebangkitan manusia. Allah SWT memberikan penangguhan bagi iblis hanya hingga hari yang telah ditentukan yaitu kiamat.
Dari urutan  peristiwa dalam ayat-ayat tersebut, kita dapat mengetahui urutan waktu tiga hari tersebut yang akan terjadi pada semesta alam setelah diciptakan, yaitu secara terurut : 
(1) Yaum addiin (hari agama)  
(2) Yaum Al-qiyamah (hari kiamat/hari lenyapnya alam ciptaan) 
(3) Yaum al-ba’tsu ( hari kebangkitan)
Hal itu menunjukkan bahwa Yaum addiin (hari agama) akan terjadi sebelum hari kiamat. Artinya, hari agama akan terjadi pada saat manusia berada di bumi yang saat ini telah ada, bukan bumi pada masa akhirat. Iblis pada saat itu tidak menyadari bahwa penangguhan yang dimintanya kepada rabb hanyalah sia-sia. Tidak ada manfaat bagi dirinya meminta penangguhan itu. Al-quran surat alfatihah menyatakan bahwa Rabbul-‘alamiin akan menjadi malik (raja)  pada yaum addiin (hari agama), maka tidak ada yang bisa mengganggu kerajaan-Nya, termasuk iblis terlaknat. Pada yaum addiin, Rabbul-‘alamiin mengutus Al-mahdi sebagai khalifatullah.

Tanda-Tanda Datangnya As-Sa’ah

Kekacauan yang terjadi saat ini di wilayah timur tengah, baik di Suriah, Yaman, ataupun yang di antara Suriah dan Iraq, yaitu berdirinya negara ISIS, sebenarnya telah diterangkan oleh Rasulullah SAW terkait pertanda dari akan  datangnya as-sa’ah dan munculnya  Dajjal.  Dalam sebuah hadits  disebutkan, dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ قَرِيبٌ مِنْ ثَلَاثِينَ دَجَّالِينَ كَذَّابِينَ كُلُّهُمْ يَقُولُ أَنَا نَبِيٌّ أَنَا نَبِيٌّ

di antara dua tangan as-sa’ah (perubahan jaman)  akan muncul sekitar tiga puluh Dajjal pendusta, mereka semua berkata: ‘Aku adalah seorang Nabi, aku adalah seorang Nabi. (HR. Ahmad)

sedangkan dalam hadits lain berkaitan dengan munculnya (salah satu di antara 30) Dajjal, rasulullah menerangkan :

إِنَّهُ خَارِجٌ خَلَّةً بَيْنَ الشَّأْمِ وَالْعِرَاقِ فَعَاثَ يَمِينًا وَعَاثَ شِمَالاً يَا عِبَادَ اللَّهِ فَاثْبُتُوا

Dajjal itu keluar di antara Syam dan Irak. Dia lantas merusak kanan dan kiri. Wahai para hamba Allah, tetap teguhlah”

Walaupun saat ini belum muncul Dajjal yang mengaku nabi di kalangan ISIS, sangat memungkinkan di wilayah itulah salah satu dajjal akan muncul, tanduk syaitan yang lebih kuat daripada ISIS yang sekarang. 

Dalam hadits lain terkait datangnya as-sa’ah, diterangkan tentang akan datangnya kekacauan di negeri Syam (Suriah) dan Yaman. Hal itu adalah pertanda yang mendahului akan datangnya as-sa’ah:

dari Qurroh radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Apabila penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kalian. Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang mendapatkan pertolongan (at-thaifah al-manshurah), tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datangnya as-sa’ah.” (HR at-Tirmidzi : 2192; Ahmad : V/34)

dari Abi Mas’ud r.a  berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan tangannya kearah Yaman dan berkata “Iman di Yaman disini dan kekerasan hati adalah milik orang-orang Faddadin [arab badui atau pedalaman] yang sibuk dengan unta-unta mereka dari arah munculnya tanduk setan [dari] Rabi’ah dan Mudhar [Shahih Bukhari no 3126]

Akan muncul pertanyaan, apakah benar konflik yang terjadi saat ini merupakan tanda yang diterangkan rasulullah SAW. Masyarakat modern mengenal bahwa daerah timur tengah adalah daerah konflik. Sejak masih duduk di sekolah dasar, berita-berita yang terdengar menunjukkan bahwa timur-tengah merupakan daerah konflik. 
Jawaban bagi pertanyaan itupun telah dijelaskan oleh rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang dikenal sebagai hadits jibril, dimana jibril datang kepada rasulullah SAW yang sedang bermajlis bersama para sahabat-sahabat. Jibril a.s ketika itu datang untuk menerangkan tentang agama :

Rasulullah SAW berkata (kepada Malaikat Jibril ketika menanyakan kepada beliau tentang waktu terjadinya As-sa’ah) : Tetapi, saya akan memberitahukan kepadamu tentang tanda-tandanya : Apabila penggembala-penggembala ternak sudah berlomba-lomba dalam membuat gedung tinggi, maka itu termasuk tanda telah dekatnya as-sa’ah [Shahih Bukhari, 1 : 114, dan Shahih Muslim, 1 : 161-164]

Dunia arab saat ini  sedang berlomba membangun gedung tinggi dan megah, menaklukkan tantangan alam yang dahulu  tampak musykil untuk dilakukan.  Sebagian besar gedung tersebut dibangun untuk memuaskan selera tanpa batas bagi kalangan super kaya, menyediakan fasilitas secara berlebihan tanpa mempedulikan kemampuan dukungan alam terhadap fasilitas tersebut.
Sebelum era ekonomi minyak, orang-orang super kaya yang memiliki gedung-gedung itu dahulu adalah orang-orang miskin penggembala ternak. Ketika minyak ditemukan, profesional bidang perminyakan dan teknologi disediakan oleh orang-orang asing yang menjadi mitra mereka.  Mereka menjadi kaya tanpa perlu mengubah keadaan diri mereka. Jadi sebenarnya, keadaan mereka tidak berubah dari keadaan yang dahulu  sebagai penggembala ternak. 

Konflik di Timur Tengah

Saat ini sulit untuk bercerita dengan benar tentang konflik di timur tengah tanpa ada sebuah pedoman dari rasulullah SAW. Secara sederhana, rasulullah SAW menerangkan keruwetan itu sebagai Fitnah.

Abu Darda berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ketika aku tidur tiba-tiba aku melihat tiang kitab diambil dari bawah kepalaku. Aku melihatnya dibawa pergi dan aku pun mengikutinya dengan dua pandanganku. Kemudian tiang itu ditegakkan di Syam. Ketahuilah bahwa sesungguhnya iman berada di syam ketika terjadi Fitnah.” (HR. Ahmad no. 21781)

ISIS menjadi kanker yang menggerogoti negara Suriah dan Iraq. Banyak pihak terlibat, yang seharusnya mereka tidak terlibat. Amerika, Turki, dan Saudi Arabia secara bersama-sama telah mempersiapkan persenjataan dalam jumlah besar di turki. Israel secara diam-diam juga berada di tengah  medan pertempuran untuk membantu korban-korban pertempuran di pihak ISIS. Russia hadir atas permintaan pemerintah terpilih untuk membantu mengatasi pemberontakan yang terjadi.

Amerika, Turki dan Saudi Arabia memperkuat pasukan koalisi yang dipimpin Amerika untuk menumpas ISIS dengan mengumpulkan peralatan militer dalam jumlah besar di Turki. Tetapi langkah itu terlihat janggal, karena justru dilakukan ketika ISIS telah hampir dikalahkan oleh pemerintah yang sah dibantu Russia. Semakin janggal bila melihat persenjataan yang dikirimkan oleh Amerika ke Suriah, dimana disertakan senjata-senjata tangan anti tank dan anti pesawat.  Truk-truk Toyota yang dimiliki pasukan ISIS tidak perlu diserang dengan senjata anti-tank dan anti pesawat, justru tank-tank dan pesawat pemerintah Suriah dan Russia yang perlu diserang dengan senjata itu.

Turki merupakan bangsa yang perannya dalam peristiwa as-sa’ah telah diterangkan oleh rasulullah SAW sebagaimana hadits berikut :

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ التُّرْكَ قَوْمًا وُجُوهُهُمْ كَالْمَجَانِّ الْمُطْرَقَةِ يَلْبَسُونَ الشَّعَرَ وَيَمْشُونَ فِى الشَّعَرِ
Tidak akan tegak  As-sa’ah  hingga kaum muslimin memerangi bangsa Turk, yaitu kaum di mana wajah-wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit, mereka memakai (pakaian) yang terbuat dari bulu dan berjalan (dengan sandal) yang terbuat dari bulu (HR. Muslim no. 2912).

Begitu pula tentang Saudi Arabia yang berkedudukan di negeri Najd. Rasulullah SAW telah menjelaskan dengan panjang-lebar tentang peran negeri ini dalam masa-masa fitnah. Sangat banyak riwayat hadits yang menceritakan peran Najd dalam memainkan fitnah.

dari Ibnu Umar r.a  berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa : “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”. Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah muncul tanduk setan”[Shahih Bukhari 2/33 no 1037]

Konflik di  timur tengah saat ini sungguh merupakan sebuah fitnah. Sebagaimana naturnya fitnah, kita akan terjebak dalam kesalahan-kesalahan dalam menentukan sikap bilamana tidak berdasarkan petunjuk yang diberikan, bahkan boleh jadi tetap akan salah walaupun telah mencoba mengurai berdasarkan petunjuk. Perlu kebersihan hati untuk dapat melihat semuanya dengan jernih.

Hal yang saat ini masih tampak bertentangan dengan petunjuk rasulullah SAW adalah keterlibatan kaum Yahudi Ashbahaan.  Dalam sebuah hadits, rasulullah SAW menjelaskan tentang peran keterlibatan yahudi Ashbahaan menjelang As-Sa’ah.

Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُودِ أَصْبَهَانَ سَبْعُونَ أَلْفًا عَلَيْهِمُ الطَّيَالِسَةُ
“Yang mengikuti Dajjal adalah orang Yahudi Ashbahan dan jumlahnya ada 70.000 orang dan mereka memakai thilsan (yang menutup pundak dan badan)” (HR. Muslim no. 2944).

Saat ini, Iran sebagai negara yang tempat beradanya kota Ashbahan tidak tampak bergabung dalam pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat. Bahkan sebaliknya terlihat menjadi pihak oposan terhadap koalisi. Iran disinyalir merupakan pendukung pemerintah Suriah paling aktif. Hampir tidak mungkin membayangkan Iran berbalik mendukung pasukan koalisi. Namun bilamana itu terjadi, tidak perlu ragu-ragu mengatakan bahwa mereka itulah pendukung Dajjal yang akan datang. Kemungkinan lain yang bisa terjadi, bahwa di negara iran, di kota ashbahan, terdapat 70.000 Yahudi yang akan mengikuti dajjal ketika muncul. Atau kemungkinan lainnya, sebenarnya Ashbahan yang dimaksudkan oleh rasulullah SAW bukan kota Isfahan yang ada di Iran. Tidak sulit untuk menuliskan kata Isfahan dalam Bahasa Arab, kenapa harus dituliskan dengan Ashbahan. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar