Pencarian

Minggu, 05 Februari 2017

ZAMAN FITNAH

Umat manusia pada zaman ini sedang berhadapan dengan keadaan yang tidak jelas. Kaum muslimin mendapatkan  fitnah sehingga menjadi suatu kaum yang dipandang tidak baik di antara manusia, bahkan negara sebesar Amerika Serikat secara terang-terangan melakukan pencegahan kedatangan dari beberapa negara yang berpenduduk mayoritas muslim. Hal itu menunjukkan bahwa fitnah sedang melanda umat manusia. Muslimin yang seharusnya menjadi rahmat bagi semesta alam berubah menjadi umat yang dicurigai. Rasulullah SAW telah menerangkan tentang munculnya fitnah yang akan melanda umat manusia, berbagai kegoncangan dan orang-orang yang bersuara keras dan berhati kasar  yang menandai akan terbitnya tanduk syaitan.

Fitnah berarti tampilnya suatu hal yang tidak terlihat sebagaimana keadaan yang sebenarnya, misalnya hal yang buruk dikatakan baik dan sebaliknya hal baik terlihat buruk. Hal itu menjadi pertanda datangnya fitnah kepada seluruh umat manusia, khususnya kaum muslimin. Apabila fitnah itu telah datang, setiap orang harus berusaha keras untuk mendapatkan berita tentang keadaan yang sebenarnya, dan sebisa-bisa mendapatkan dasar petunjuk dari kitab suci dan petunjuk orang-orang suci. Pada waktu zaman fitnah, mengikuti suatu hal hanya berdasarkan pikiran sendiri atau pendapat orang lain  tanpa mendasarkan pada petunjuk sangat berpotensi menyesatkan.

MUNCULNYA ZAMAN FITNAH

Zaman fitnah  akan muncul dengan ditandai oleh suatu kerusakan yang akan menimpa penduduk negeri Syam. Kerusakan yang terjadi pada penduduk Syam menandakan tenggelamnya kebaikan bagi umat muslimin, sekaligus menandai munculnya golongan yang mendapatkan pertolongan Allah. Hal itu terdapat dalam hadits sebagai berikut : 
Dari Qurroh radhiyallahu ‘anhu : “Apabila penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kalian. Akan tampak senantiasa segolongan dari umatku yang mendapatkan pertolongan, tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datangnya as-sa’ah.” (HR at-Tirmidzi : 2192; Ahmad V/34)
Tempat munculnya fitnah telah sangat masyhur dalam banyak hadits dengan redaksi yang berbeda-beda. Tentu ada maksud khusus dalam petunjuk  rasulullah SAW yang disampaikan dalam berbagai redaksi yang berbeda-beda untuk satu hal yang sama, salah satunya agar umat islam tidak mudah ditipu ketika jaman fitnah itu tiba. Dalam sebuah hadits dari Ibnu Umar r.a menjelaskan :
dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menghadap kearah matahari terbit seraya berkata “dari sini muncul tanduk setan, dari sini muncul fitnah dan kegoncangan dan orang-orang yang bersuara keras dan berhati kasar [Mu’jam Al Awsath Thabrani 8/74 no 8003 ]
Rasulullah ketika itu berada di kota Madinah kemudian beliau  menjelaskan tentang asal muasal munculnya berbagai hal buruk yang akan menimpa kaum muslimin. Hal-hal buruk itu berasal dari suatu tempat yang berada di arah matahari terbit di kota Madinah.
Dalam sebuah peristiwa, rasulullah SAW menjelaskan kepada para sahabat bahwa tempat itu adalah Najd. Dari kota bernama Najd itulah akan muncul kegoncangan, fitnah dan tanduk syaitan.
Ibnu Umar berkata [Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami  pada Syam kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”. Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah muncul tanduk setan”[Shahih Bukhari 2/33 no 1037]
Rasulullah SAW juga menerangkan secara lebih detail dalam hadits yang lain tentang orang-orang yang berhati kasar, yaitu orang-orang faddadin (arab badui) dari keluarga Rabi’ah dan Mudhar.
Umar bin Khatab r.a berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan tangannya kearah Yaman dan berkata “Iman di Yaman di sini dan kekerasan hati adalah milik orang-orang Faddadin [arab badui atau pedalaman] yang sibuk dengan unta-unta mereka dari munculnya tanduk setan [dari] Rabi’ah dan Mudhar [Shahih Bukhari no 3126]
Penjelasan rasulullah SAW tentang orang-orang yang berhati kasar dikontraskan dengan penjelasan tentang keadaan penduduk Yaman, dimana dikatakan bahwa iman berada di Yaman dan hati yang keras berada pada Faddadin dari keluarga Rabi’ah dan Mudhar. Pada jaman ini muslimin bisa lebih mudah memahami hadits di atas, dimana muslimin dan umat manusia dapat melihat keadaan penduduk Yaman yang sedang diserang oleh keturunan Rabi’ah dan Mudhar. Dari keluarga Rabi’ah dan Mudhar inilah akan muncul tanduk syaitan.

KEADAAN MANUSIA

Di antara risalah rasulullah SAW adalah memperingatkan tentang kedatangan musuh yang akan mendatangi manusia, dan musuh yang terbesar itu tentunya syaitan yang akan mendatangi manusia.
Dari Abu Musa Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 'Perumpamaanku dan perumpamaan apa-apa yang Allah utus aku dengannya, adalah seperti seorang yang mendatangi suatu kaum, lalu ia berkata : Wahai kaumku sesungguhnya aku melihat pasukan musuh dengan mata kepalaku, dan sesungguhnya aku mengecam yang nyata, maka marilah menuju kepada keselamatan. Sebagian dari kaum itu mentaatinya, lalu mereka masuk pergi bersamanya, maka selamatlah mereka. Sebagian dari mereka mendustakannya, lalu mereka dihancurluluhkan. Demikianlah perumpamaan orang-orang yang taat kepadaku dan mengikuti apa yang aku bawa ; serta demikian pula perumpamaan orang yang durhaka kepadaku dan mendustakan kebenaran yang aku bawa (HR Bukhari (No. 6482, 7283) dan Muslim (No. 2283))
Allah SWT telah mengutus rasulullah SAW untuk  memperingatkan umatnya tentang musuh yang akan datang. Peringatan itu adalah salah satu bentuk risalah bagi rasulullah SAW. Mendustakan, atau bertindak yang menyelisihi, atau meragukan  peringatan rasulullah SAW  tentang musuh yang akan mendatangi umatnya  berarti melakukan pendustaan terhadap pengutusan/risalah rasulullah SAW. Rasulullah SAW telah melihat musuh dengan sangat nyata, dan beliau telah menyampaikan dalam banyak hadits tentang bahaya musuh yang akan datang. 
Rasulullah SAW menekankan bahwa beliau telah melihat musuh dengan mata kepala. Boleh jadi musuh yang akan mendatangi umatnya datang tanpa terlihat oleh umatnya, oleh karena itu rasulullah menekankan bahwa beliau telah melihat dengan mata kepala. Boleh jadi banyak dari umat rasulullah akan meragukan musuh yang telah diperingatkan oleh rasulullah SAW.
Apa yang diperingatkan oleh rasulullah SAW pada dasarnya sangat nyata. Umatnya dapat melihat keterkaitan peringatan-peringatan itu satu dengan yang lain dengan jelas, akan tetapi banyak umatnya akan tetap merasa ragu-ragu dengan peringatan-peringatan itu. Umatnya yang melihat keterkaitan peringatan itu secara nyata namun meragukannya, mereka itulah orang-orang yang dikecam oleh rasulullah SAW.
Orang-orang yang meragukan peringatan itu dan melanggarnya, mereka itu termasuk orang-orang durhaka kepada rasulullah SAW dan termasuk orang-orang pendusta, mendustakan kebenaran yang dibawa oleh rasulullah SAW. Mereka akan dihancurleburkan bersama-sama, yaitu seluruh kaum yang mendustakan dan yang mendurhakai rasulullah, padahal mereka merasa sebagai umat rasulullah SAW. Itu maksud beliau bersabda : serta demikian pula perumpamaan orang yang durhaka kepadaku dan mendustakan kebenaran yang aku bawa.

Pembengkokan Petunjuk

Orang-orang yang tidak meragukan peringatan, mereka itulah yang diajak menuju keselamatan. Musuh terbesar yang diperingatkan oleh rasulullah SAW kepada manusia adalah iblis. Musuh itu akan muncul dari kota Najd di sebelah timur kota Madinah, dari arah  matahari terbit di kota Madinah. Musuh itu akan menipu umat rasulullah SAW dengan fitnah-fitnah, menimbulkan kegoncangan-kegoncangan, dan pada akhirnya akan muncul tanduk syaitan dari kota itu. Dari kota itu terbit perusakan bagi negeri Suriah, dan dari kota itu muncul peperangan di negeri Yaman. Dajjal akan muncul di Yaman dan Suriah, tetapi sebenarnya Dajjal itu berasal dari kota itu. Dari kota itu muncul dakwah yang mengantar pengikutnya menuju pintu Jahannam. Itulah bagian dari risalah rasulullah SAW yang tidak patut didustakan ataupun didurhakai pengikut rasulullah SAW, peringatan tentang musuh yang akan datang di antara manusia.
Rasulullah SAW menjelaskan asal kedatangan itu dengan berbagai redaksi agar manusia tidak ragu-ragu tentang tempat yang dimaksud rasulullah SAW, dan tidak tertipu dengan berbagai pendapat yang meragukan asal muasal kejahatan itu. Asal kedatangan itu didefinisikan sebagaimana berikut :
- Tempat itu bernama Najd
- Tempat itu terletak di sebelah timur kota Madinah
- Tempat itu terletak di arah matahari terbit di kota Madinah
- Kaum itu berasal dari keluarga Rabi’ah dan Mudhar
- Kaum itu dikontraskan dengan penduduk Yaman
Sebagian cendekiawan mengemukakan bahwa hadits rasulullah SAW tidak secara eksak menunjuk nama negeri yang telah ada pada zaman rasulullah SAW. Terlepas dari apa yang menjadi metode, maksud dan tujuannya, pendapat itu secara materiil tertolak secara langsung oleh berbagai keterangan rasulullah SAW. Rasulullah SAW telah menunjukkan nama tempat, arah, dan batasan-batasan yang menolak semua pendapat itu.
Beberapa cendekiawan mengatakan bahwa Najd yang dimaksudkan bukanlah kota Najd yang dikenal para shahabat,  tetapi  yang dimaksudkan adalah tanah yang tinggi (Najd), dan itu berada di Iraq. Pemahaman itu terlihat hanya dibuat-buat, tidak dipahami berdasarkan pengetahuan para shahabat rasulullah SAW. 
Pada jaman rasulullah SAW, negeri Hijaz dikelilingi oleh negeri-negeri yang besar, yaitu Syam, Iraq, Najd, dan Yaman. Ketika para shahabat memohonkan berkah bagi Najd, sementara sebelumnya rasulullah SAW memohonkannya bagi Syam dan Iraq, tentulah yang dimaksudkan oleh para sahabat adalah suatu daerah yang setara dengan yang disebut sebagai Syam dan Yaman. Mustahil para shahabat memintakan berkah dalam suatu  doa yang dipimpin rasulullah SAW untuk suatu tempat yang belum terdefinisikan namanya tapi sekadar suatu tempat yang tinggi yang belum diketahui dengan jelas.
Rasulullah SAW pun menolak pendapat yang mengaburkan batasan tempat itu dengan menunjukkan arah tempat itu, yaitu arah timur dari kota Madinah. Najd tempat terbitnya fitnah itu terletak di arah timur kota Madinah, tidak di tempat yang lain.
Sebagian cendekiawan mengatakan bahwa Iraq terletak di sebelah timur kota Madinah. Rasulullah menolak pendapat itu dengan menegaskan bahwa tempat itu  berada pada arah matahari terbit di kota Madinah. Dengan posisi Madinah di  lintang bumi 24 derajat LU dengan jarak bujur sedemikian dekat, mustahil matahari terbit dari (atau bahkan sekadar mendekati) arah Iraq. Pendapat itu benar-benar telah ditolak rasulullah SAW. Najd yang dimaksudkan adalah negeri  Najd yang telah dikenal oleh manusia pada zaman rasulullah SAW.
Para pendurhaka rasulullah SAW akan selalu berusaha keras mengaburkan tempat itu, padahal rasulullah telah menjelaskan dan membatasi penjelasan itu dengan ketat untuk menolak tipuan dan kesalahan. Mereka menuduh pada orang yang memahami kota Najd yang ada pada zaman rasulullah sebagai tempat terbitnya tanduk syaitan sebagai orang yang tidak memahami agama dengan benar berdasar ilmu pengetahuan para ulama. Sebenarnya mereka itu adalah para pendurhaka yang membengkokkan petunjuk rasulullah SAW. Mereka mengangkat orang-orang yang menjual agama sebagai ulama mereka, dan hanya orang yang lemah akal yang dapat menerima pendapat mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar